This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 18 Mei 2024

Dzikir Termasuk Ciri Mukmin yang Sebenarnya

Tamansurga.site – Bandung, Ikhwani filah semuanya ada kah diantara kita yang tidak senang ketika Rabb kita berkata bahwa, “kalian adalah orang beriman yang sebenarnya?”, tentu senang dan bahagianya bukan main, di puji sama manusia aja ada rasa bangga, ini di puji nya langsung sama penciptanya manusia, bagaimana mungkin kita tidak senang dan bahagia? Lantas pujian yang gimana yang Allah maksud bahwa kalian adalah orang beriman yang sebenarnya?

Berikut ada lima karakteristik mukmin yang sebanarnya berpacu pada Qs. Al-Anfal ayat 2-4 yang berbunyi:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal (2).”

الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ

“(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka (3).”

أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا ۚ لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

“Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia (4).”

Dari ayat di atas bisa disimpulkan bahwa, ada lima karakteristik dikatakan orang beriman dalam Qs. Al-Anfal ayat 2-4 ini, yaitu 

1. Ketika disebut nama Allah gemetarlah hatinya 

2. Apabila dibacakan ayat-ayat-Nya maka bertambahlah keimanan nya

3. Hanya kepada Allah mereka bertawakal

4. Senantiasa mendirikan salat, 

5. Menafkahkan sebagian rezekinya. 

Dan itu lah merupakan ciri mukmin yang sebenarnya, dan meeka memperoleh beberapa derajat di sisi Allah swt.

Maa syaa Allah, maka beruntung lah bagi orang yang senantiasa berdzikir atau mengingat Allah swt, karena ia disebut bahkan dipuji oleh Allah sebagai mukmin yang sebenarnya, semoga kita termasuk kedalam ciri-ciri karakteristik orang mukmin ini, aamiin yaa rabb.

Wallahu’alam bishowwab.

Penulis: Nandang Fathurrohman, Mahasiswa KPI UIN Bandung

Jumat, 17 Mei 2024

Jalan Cepat Masuk Surga

Tamansurga.site – Bandung, Setiap insan yang berakal dan beriman tentu ia berharap bahwa akhir dari kehidupan yang sedang dijalani nya ini akan berakhir bahagia, bahkan masuk ke dalam surga, bisa di katakan istilah nya wafat dalam keadaan husnul khotimah. Namun, sering kali hal itu tidak disadari bahwa di dalam kehidupan yang dijalaninya justru bertolak belakang dengan harapan tersebut. 

Kenapa hal itu bisa terjadi? Karena segala aktvitas yang ia lakukan itu, tidak sesuai sama sekali bahkan tidak sejalan dengan harapan yang diinginkannya, maka perlu ditata ulang kembali tujuan hidupnya untuk apa, dan bagaimana agar bisa masuk kedalamnya.

Mungkin pada prakteknya, ada yang merasa bingung bagaimana caranya? Masuk surga itu bukannya banyak rintangannya? Apakah ada amalan yang cepat dan mudah agar bisa masuk ke dalam surga-Nya? Tentu ada, pernah suatu ketika ini berdasarkan pengetahuan dari guru saya, beliau berkata, “ada satu amalan yang dengannya menjadi mudah dan cepat untuk jalan menuju surga, apa itu? Yups, ia adalah menuntut Ilmu.” 

Pertanyaannya adalah kenapa kok bisa menuntut ilmu menjadi jalan yang mudah dan cepat menuju surga? Rasulullah bersabda dalam hadisnya: 

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699)

Makna Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga, ada empat makna sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali, rh:

Pertama: Dengan menempuh jalan mencari ilmu, Allah akan memudahkannya masuk surga.

Kedua: Menuntut ilmu adalah sebab seseorang mendapatkan hidayah. Hidayah inilah yang mengantarkan seseorang pada surga.

Ketiga: Menuntut suatu ilmu akan mengantarkan pada ilmu lainnya yang dengan ilmu tersebut akan mengantarkan pada surga.

Keempat: Dengan ilmu, Allah akan memudahkan jalan yang nyata menuju surga yaitu saat melewati shirath (sesuatu yang terbentang di atas neraka menuju surga).

Sampai-sampai Ibnu Rajab simpulkan, menuntut ilmu adalah jalan paling ringkas menuju surga. (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2: 297-298)

Dari penjelasan di atas, sudah jelas bahwa dengan menuntut ilmu seseorang bisa lebih mudah jalan menuju surga-Nya, namun perlu ditekankan bahwa menuntu ilmu disini ialah menuntut ilmu agama, karena hukumnya fadhu ‘ain bagi setiap individu muslim. 

Sehingga harapan-harapan tadi, jika seorang insan yang beriman itu ingin masuk kedalam surga dengan ringkas, mudah dan cepat, maka ambilah jalan menuntut ilmu ini, dengan niat lillah dan bersungguh-sungguh karena-Nya, niscaya Allah permudah setiap langkahnya. 

Wallahu’alam bishowwab.

Penulis: Nandang Fathurrohman, Mahasiswa KPI UIN Bandung

Sumber: https://rumaysho.com/12363-menuntut-ilmu-jalan-paling-cepat-menuju-surga.html

Kamis, 16 Mei 2024

Kebaikan Itu Kebiasaan

Tamansurga.site - Bandung, Didalam kitab Ihya Ulumuddin bab 22 tentang melatih nafsu, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda "Kebaikan itu kebiasaan,".

Dalam buku ini menjelaskan bahwa ada dua macam kebaikan, yaitu kebaikan bentuk rupa dan kebaikan akhlak. Kebaikan bentuk rupa adalah keindahan, sedang kebaikan akhlak adalah kebaikan batin.

Akhlak yang baik adalah bentuk batin, dimana sifat-sifat tercela akan berganti dengan sifat-sifat terpuji, itulah akhlak yangbaik. 

Nabi Muhammad SAW mengingatkan bahwa akhlak itu dapat berubah dengan terpengaruh dibawah tindakan manusia. Maka, berusahalah menundukkan amarah dan syahwat serta sifat serakah. 

-Referensi Terjemahan Ihya Ulumuddin

Penulis: Nurul Azizah, Mahasiswa KPI UIN Bandung

Kamis, 02 Mei 2024

Kewajiban Menuntut Ilmu dalam Islam

Tamansurga.site - Bandung, Dalam ajaran Islam, menuntut ilmu dianggap sebagai salah satu kewajiban yang sangat penting bagi setiap Muslim. Konsep ilmu dalam Islam tidak hanya pada pemahaman agama, tetapi juga mencakup berbagai domain pengetahuan lainnya seperti science dan teknologi. Dengan kata lain, Islam mendorong umatnya untuk tidak hanya pasif atau sekadar bereaksi terhadap perkembangan teknologi dan pengetahuan baru, tetapi juga untuk terlibat secara aktif dalam proses pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan, termasuk science dan teknologi.

Ayat pertama yang turun kepada Nabi Muhammad SAW adalah ‘Iqra’ atau ‘bacalah’, sebuah kata yang menekankan pentingnya aktivitas membaca dan belajar di dalam Islam. Ini menunjukkan bahwa sejak awal, Islam telah menekankan pentingnya pengetahuan dan pembelajaran. Dalam Al-Quran, terdapat setidaknya 800 ayat yang membahas tentang alam, science, dan fenomena ilmiah, yang menunjukkan bahwa Islam tidak memisahkan antara ilmu agama dan apa yang biasa disebut beberapa orang ‘ilmu duniawi’. Saya pribadi tidak mengerti apa yang dimaksud ilmu duniawi karena bagi saya segala ilmu bisa di niatkan untuk kecemerlangan Islam dan bisa jadi jalan untuk menuju ridho Allah.

Sejarah juga mencatat bahwa keterlibatan umat Islam dengan science dan teknologi bukanlah sesuatu yang baru. Pada abad pertengahan, Islam mencapai puncak perkembangan ilmu pengetahuan, dan banyak ilmuwan Muslim yang berkontribusi besar dalam berbagai bidang ilmu. Oleh karena itu, umat Islam tidak hanya diharapkan untuk menggunakan teknologi dan pengetahuan baru, tetapi juga untuk berkontribusi dalam pengembangannya.

Pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi sangat positif. Islam tidak menganggap sains dan teknologi bertentangan dengan ajarannya. Sebaliknya, Islam menganggap teknologi sebagai bagian dari ayat-ayat Allah SWT yang harus digali dan dipahami. Umat Islam diharapkan untuk menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan umat manusia dan untuk menghindari kerusakan.

Namun, penting untuk diingat bahwa dalam menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi, seorang Muslim harus tetap berpegang pada nilai-nilai Islam dan tidak menggunakan pengetahuan tersebut untuk tujuan yang haram. Segala sesuatu dalam Islam pada dasarnya adalah mubah (diperbolehkan) kecuali ada dalil yang tegas yang mengharamkannya. Oleh karena itu, ketika berbicara tentang ‘haram’, kita harus berhati-hati dan tidak mengharamkan sesuatu tanpa dasar yang jelas dari syariat Islam.

Dengan demikian, menuntut ilmu dalam Islam bukan hanya kewajiban, tetapi juga sarana untuk berkontribusi dalam pengembangan science dan teknologi. Umat Islam harus proaktif dalam mengejar pengetahuan dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk kebaikan, Semoga kita semua dapat meraih kebaikan dan berkontribusi dalam kemajuan ilmu pengetahuan.

Penulis : Mustopa Jamal, Mahasiswa KPI UIN Bandung

Ketenangan yang Hakiki


Tamansurga.site - Bandung, Pernah kah kamu di dalam hidup ini kehilangan arah karena banyak masalah? Pernah kah kamu merasakan ketidaktenangan dan juga gelisah? Atau pernah kah kamu merasa bahwa hidup ini kok gini-gini saja? Dan mungkin banyak lagi pertanyaan dan juga yang dirasakan oleh kamu, aku, dan kita semua selama hidup di dunia ini, lantas kalo sudah seperti itu apa yang mesti di lakukan?

Perlu untuk dipahami dan diketahui, bahwa rasa gelisah, tidak tenang, atau banyak masalah itu sudah menjadi sunnatullah nya ketika manusia hidup di dunia ini, diberikan ujian atau masalah, yang pada akhirnya menyebabkan kegelisahan dan ketidaktenangan itu memang sudah sifatnya dunia seperti itu, dan kalo misalnya hidup ini kok berasa “gini-gini aja” itu tandanya kita harus merenung, dan bermuhasabah sebenarnya apa yang kita lakukan selama hidup ini sudah sejalan kah dengan yang di perintahkan oleh-Nya.

Sehingga yang perlu dilakukan jika kita sedang gelisah karena banyak masalah, ialah coba bermuhasabah diri, berapa banyak dosa yang sudah dilakukan, dosa apa saja, renungi dan segera untuk tobati, kemudian berdzikir, mengingat Allah, beristighfar, meminta ampun pada- Nya, karena dengan berdzikir, mengingat Allah hidup ini menjadi tenang, sebagaimana firman- Nya dalam Qs. Ar-Rad ayat 28, yang artinya :

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.”

Dari ayat diatas sudah jelas bahwa, dengan mengingat atau berdzikir kepada Allah, hati menjadi tentram, tenang. Dan itu lah ketenangan hakiki, yang harusnya banyak orang cari, tidak perlu mengeluarkan biaya sepeser pun, bahkan tenaga yang besar sekalipun, kebanyakan dari kita, healing jauh-jauh untuk menenangkan hati, bahkan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, padahal cukup dengan berdzikir, membaca Quran hati kita menjadi tentram dan tenang.

Boleh kita sesekali jalan-jalan untuk menghilangkan penat kerjaan, lelah nya belajar, tapi jangan sampe kita lalai, dan hal itu menjadi kebiasaan, ini yang fatal, semoga kita termasuk kedalam orang-orang yang lisannya senantiasa basah daengan berdzikir, membaca al-Quran, dalam setiap waktu di dalam hidup kita, ingatlah Allah maka Allah akan mengingat kita. Semoga kita termasuk kedalam orang-orang yang senantiasa berdzikir kepada-Nya, di setiap waktu. Aamiin Yaa Mujiibassailiin..

Penulis : Nandang Fathurrohman, Mahasiswa KPI UIN Bandung